Jarang Dapat Perawatan, Sepi Dari pengunjung yang Mengunjungi Makam Sulthan Thaha Saifudin - Pelayangwap

Breaking

Recent Posts

Sabtu, 05 Februari 2011

Jarang Dapat Perawatan, Sepi Dari pengunjung yang Mengunjungi Makam Sulthan Thaha Saifudin

PELAYANG BLOG -Tebo,SEJARAH adalah aset yang tak terhingga. Peninggalan sejarah merupakan tanggung jawab semua pihak untuk melestarikan dan menjaga keaslianya. Tapi hal ini sedikit berbeda bahkan terkesan kurang diperhatikan. Makam Sultan Thaha Saifuddin salah satu aset sejarah Kabupaten Tebo yang kurang diperhatikan. Hiruk pikuk kenderaan yang berlalu lalang didepan makam pahlawan itu seolah mengusik ketenangan. Meski jalan di depan itu tempat melintasnya warga Muaratebo, namun tak banyak yang menyempatkan diri mengunjungi makam kebanggaan Bumi Seentak Galah Serengkuh Dayung itu.
Makam Sulthan Thaha Saifudin berada persis di jantung kota. Bahkan keberadaannya dekat dengan tempat ibadah dan Bank Jambi cabang Muaratebo. Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Tebo, Hamdan, dipercaya sebagai petugas menjaga makam pejuang tersebut.
Hamdan sudah bekerja beberapa tahun menjaga makam tersebut. Namun tidak begitu banyak kemajuan yang didapatinya. Kecuali mengeluhkan soal berbagai fasilitas dan pendanaan perawatan makam tersebut.
Menurut Hamdan, pada beberapa bagian makam tersebut terdapat yang bocor karena sudah lama tidak dilakukan perawatan oleh pemerintah. Tak heran, jika musim penghujan tergenang air dibagian makam. Hal ini sangat disayangkan, dikhawatirkan akan merusak makam yang menjadi bagian sejarah Kabupaten Tebo tersebut.
"Jika hujan air menggenang dan harus di-pel. Saya sampaikan kepada pihak terkait terhadap permasalahan ini, "ceritanya. Ia mengatakan, makam tersebut sudah banyak mengalami kerusakan. Seperti pada bagian sisi pendopo, terlihat dua prasasti batu.
Disisi kiri, prasasti tentang riwayat singkat sang pahlawan. Walau dibuat pada tahun 2007 lalu, prasasti itu terlihat sudah rusak. Sementara itu disebelah kanan, prasasti penyair Jambi, almarhum Ari Setya Ardi. Pujangga yang terkenal dengan syairnya berjudul "Menatah Pustaka" ini didedikasikan untuk satu abad Sultan Thaha Saifudin 2004 lalu.
Sayangnya, kondisi makam ini tidak begitu terawat. Menurut Hamdan, ini terjadi karena dana perawatan sangat minim. Saat fasilitas perawatan seperti sapu lidi, sapu ijuk, pengelap debu dan lainnya tidak diberikan. Bahkan untuk menebas rumput, dirinya tidak mendapatkan biaya untuk beli minyak mesin rumput.
" Kalau makam datuk (Sultan Thaha_red) tidak terawat, saya yang disalahkan. Tapi untuk perawatan butuh biaya. Bahkan mereka menyuruh membersihkan pakai parang. Padahal alat yang rusak cuma satu," tuturnya.
Hamdan hanya berharap kepada semua pihak untuk lebih peduli dan memperhatikan makam pahlawan Sulthan Thaha Saifudin ini. Apalagi ini salah satu kebanggaan Kabupaten Tebo. "Jangan sampai makam kebanggaan kita ini terabaikan, "pungkasnya.
--------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas comment nya kawan. Silahkan datang kembali ke blog saya ini ya?